Cianjur, 28 Juli 2023 – Laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali telah memunculkan berbagai permasalahan di masyarakat, salah satunya permasalahan terhadap sampah rumah tangga yang sudah tidak asing dijumpai dalam kehidupan kita. Berstatus sebagai salah satu desa padat penduduk, masyarakat Desa Galudra yang ada di Kabupaten Cianjur telah sadar betapa pentingnya menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di desa mereka. Terlebih, permasalahan sampah di Desa Galudra semakin parah pasca terjadinya gempa bumi beberapa bulan silam yang diakibatkan karena kerusakan infrastruktur penanganan sampah di desa tersebut. Keluhan tersebut direspon cepat oleh IPB sebagai garda terdepan dalam mendampingi masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Desa Galudra. Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Institut Pertanian Bogor (P2SDM IPB) sebagai tangan kanan institusi IPB University mendedikasikan diri melalui program Kampus Desa mengadakan pelatihan Pengelolaan Sampah Kreatif Berbasis Masyarakat di Desa Galudra. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendiseminasikan ilmu dan teknologi yang dihasilkan IPB untuk masyarakat melalui pengelolaan sampah dengan menghadirkan narasumber yang merupakan masyarakat binaan sekitar kampus IPB. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 28 Juli 2023 pada pukul 13.00 – 16.00 WIB di Aula Yayasan Mahfuzul Hayatiah dengan jumlah partisipan kegiatan lebih dari 40 orang yang didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga Desa Galudra.
Kegiatan pelatihan diawali oleh sambutan dari Kepala Desa Galudra, Bapak Sugandri. Beliau menyampaikan bahwa pasca gempa bumi Cianjur beberapa bulan silam masih menyisakan trauma mendalam pada warga masyarakat Desa Galudra. Permasalahan seperti meningkatnya volume sampah di Desa Galudra juga menjadi permasalahan tersendiri sehingga menambah stress warga masyarakat Desa Galudra. Oleh karena itu, melalui program Kampus Desa yang diadakan oleh P2SDM IPB ini harapannya mampu menyelesaikan permasalahan sampah, menumbuhkan lapangan kerja melalui ekonomi keratif berbasis komunitas dengan memberdayakan para ibu-ibu rumah tangga. Seusai sambutan dari Kepala Desa Galudra, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala P2SDM IPB, Bapak Dr. Ir. Amiruddin Saleh, M.Si sekaligus membuka acara pada siang hari itu. Bapak Amir menyampaikan bahwa pemberdayaan sudah menjadi kewajiban IPB sebagai institusi pendidikan tinggi yang memegang tanggung jawab moral maupun sosial dalam menstransfer ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi kepada masyarakat. Beliau menyampaikan, melalui program Kampus Desa inilah P2SDM IPB siap mendampingi warga masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah secara kreatif berbasis masyarakat khususnya pada komunitas ibu-ibu rumah tangga. Beliau menyatakan bahwa kaum perempuan memang menjadi pelopor perubahan untuk program ini, karena mereka memiliki kemampuan dalam menyebarluaskan informasi dan inovasi kepada warga masyarakat lainnya. Selain itu, pelibatan ibu-ibu juga menjadi upaya pembangunan berbasis kesetaraan gender.
“Kampus Desa ini sebagai respon kampus IPB dalam berkontribusi terhadap penyelesaian masalah yang ada di masyarakat, salah satunya masalah sampah di Desa Galudra ini. Makanya, ibu-ibu ini diundang untuk nantinya bisa menyebarkan informasi ini secara luas ke masyarakat, sekaligus sebagai program yang responsif gender” jelas Bapak Amir.
Sebelum memasuki acara inti, dilakukan foto bersama sekaligus penyerahan cindera mata dari P2SDM IPB kepada kepala desa dan ketua yayasan selaku perwakilan dari partisipan program. Suasana kehangatan kegiatan juga ditunjukkan dengan adanya makan bersama ‘liwetan’ di tempat kegiatan. Pasca makan bersama, mulai disampaikan materi inti pada kegiatan ini. Materi pertama disampaikan oleh Bapak Dr. Yannefri Bakhtiar, M.Si selaku Pembina program Kampus Desa. Bapak Bakhtiar menyampaikan bahwa kebersihan merupakan unsur yang penting dalam mencerminkan diri inidividu maupun wilayah tempat tinggal. Allah SWT telah memerintahkan para hamba-Nya untuk hidup bersih, sehat, saling mengingatkan tentang kebersihan. Oleh karena itu, Beliau menyampaikan bahwa sudah saatnya Desa Galudra saling bahu-membahu mewujudkan desa wisata berbasis ekonomi kreatif yang mandiri sampah. Materi kedua dan ketiga disampaikan oleh Bapak Mukhlis dan Bapak Sukatma yang merupakan pelaku dalam pengelolaan sampah, baik sampah organik maupun non-organik.
Bapak Mukhlis dan Bapak Sukatma selaku narasumber menyampaikan bahwa sampah rumah tangga yang organik maupun non-organik tidak boleh dibuang semena-mena, namun harus diolah dengan bijak dan kreatif sehingga menghasilkan berbagai produk yang bernilai seni dan ekonomi. Beliau berdua memperlihatkan contoh-contoh produk hasil olahan sampah, seperti eco-enzym sebagai pengganti sabun, sisa-sisa sampah organik untuk budidaya maggot, Pupuk Organik Cair (POC), dan sampah non-organik sebagai bahan baku pembuatan bantal ecobrick, dan paving block, bahkan saat ini sedang dikembangkan produk berbahan dasar sampah untuk menanggulangi tempat-tempat yang rawan terjadinya gempa bumi. Di akhir penyampaian materi, para narasumber juga membuka diskusi dengan partisipan kegiatan sekaligus menjelaskan beberapa teknik dalam pengelolaan sampah.
“Saat ini kami bersama para dosen IPB sedang mengupayakan untuk membuat produk-produk yang nantinya dikhususkan untuk daerah-daerah yang rawan gempa bumi. Pastinya sampah yang menjadi bahan dasarnya” Jelas Pak Mukhlis.
Penulis : Taufikur Rohman