20 Juni 2022. Ada tiga skema utama dalam penelitian, yakni riset dasar, riset terapan, dan riset pengembangan. Adapun penelitian terapan ditujukan untuk memberi solusi terhadap permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat ataupun di industri, sehingga nantinya hasil riset dapat dimanfaatkan oleh pihak bersangkutan. Agar mampu menghasilkan penelitian-penelitian terapan yang berkualitas, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) Institut Pertanian Bogor berinisiatif untuk menyelenggarkan workshop bagi peneliti terapan. Kegiatan diselenggarkan selama dua hari pelatihan yakni pada 20-21 Juni 2022, serta satu hari pelaksanaan uji kompetensi pada 22 Juni 2022.
Kegiatan hari pertama dibuka oleh MC, yakni Ibu Hj. Irma Yanthi pada pukul 08.00 WIB. Setelah pembacaan do’a dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Bapak Dr. Amiruddin Saleh, M.Si. selaku Ketua P2SDM IPB memberikan sambutannya sekaligus membuka acara workshop secara resmi. Beliau menyampaikan bahwa terdapat 15 orang peserta yang mengikuti kegiatan workshop peneliti terapan ini yang terdiri dari 5 orang pria dan 10 orang wanita dari 8 perguruan tinggi. Bapak Amir juga mengharapkan peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan, baik rangkaian kegiatan workshop dan nantinya dilanjut dengan sertifikasi nasional melalui LSP Quantum HRM Internasional.
Selanjutnya Bapak Warcito, SP., MM sebagai sekretaris P2SDM IPB memberikan penjelasan umum mengenai workshop peneliti terapan ini, seperti materi apa saja yang akan dibahas, kompetensi apa saja yang diperlukan dalam uji sertifikasi, dan lain sebagainya. Bapak Warcito menyebutkan beberapa target pembelajaran dari workshop ini, yakni mampu mendeskripsikan model penelitian terapan, mampu menyusun roadmap penelitian terapan, mampu menganalisis metodologi penelitian terapan, dan mampu menyusun proposol penelitian terapan.
Setelah penyampaian dari Bapak Warcito, kegaiatan dilanjutkan dengan kegiatan utama yakni penyampaian materi yang dimoderatori oleh Ibu Ir. Mintarti, MSi. Materi pertama di pagi hari ini adalah mengenai peta jalan penelitian terapan yang disampaikan oleh Bapak Prof. Dr. Aris Purwanto, M.Sc. Beliau merupakan dosen Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB juga menjadi Wakil Dekan Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan FATETA IPB.
“Roadmap penelitian adalah ruhnya penelitian,” ungkap Prof. Aris membuka pembahasan.
Secara harfiah, roadmap itu sendiri diartikan sebagai peta penunjuk arah. Namun dalam konteks upaya pencapaian hasil suatu kegiatan, roadmap adalah sebuah dokumen rencana kerja rinci yang mengintergrasikan seluruh rencana dan pelaksanaan program serta kegiatan dalam rentang waktu tertentu. Roadmap penelitian berperan sebagai panduan bagi peneliti dalam menentukan arah risetnya, sehingga riset tersebut dalam kurun waktu tertentu dapat dirasakan manfaatnya oleh pengguna. Selain itu, roadmap penelitian juga memberi informasi mengenai bidang kepakaran dan rekam jejak peneliti. Ringkasnya, roadmap penelitian adalah rencana detil untuk memandu pencapaian tujuan penelitian.
“Mengapa sih kita harus membuat roadmap? Salah satunya roadmap itu sebagai instrumen yang akan mengawasi arah penelitian ketika terjadi perubahan kegiatan, juga berfungsi sebagai rujukan setiap perubahan yang hendak dilakukan,” ungkap Prof Aris menjelaskan pentingnya untuk menyusun roadmap penelitian. Beliau juga menyampaikan beberapa substansi yang harus dimasukkan dalam roadmap penelitian, yakni keadaan sebelum dan saat ini; tujuan yang ingin dicapai; uraian tahapan pelaksanaan untuk mencapai tujuan; sasaran dari setiap tahap; serta indikator pencapaian sasaran.
Penyampaian materi workshop oleh Prof. Aris Purwanto
“Jangan membuat roadmap yang sulit dilaksanakan,” pesan Prof. Aris ketika menyampaikan mengenai prinsip dasar penyusunan roadmap penelitian. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan roadmap penelitian ini, yakni harus berdasarkan bidang keahlian dosen; prioritas penelitian; tren penelitian; kebutuhan penelitian; dan ketersediaan peralatan yang dibutuhkan. Prof. Aris juga memberikan contoh-contoh roadmap penelitian, baik berbentuk grafik fish bone atau bentuk grafik lainnya.
“Dalam membuat roadmap, perbedaan apakah yang mendasar untuk penelitian terapan dan bukan terapan?” tanya Ibu Myrta, salah satu peserta workshop. Prof. Aris menyampaikan bahwa pada prinsipnya semua penelitian sama, yakni roadmapnya berdasarkan apa yang dilakukan, apa yang diajukan, dan setelah selesai, apa yang dilakukan. Adapun pada riset terapan, ada kewajiban bermitra. Dalam bermitra tersebut, yang penting ada kesepakatan dengan mitra, seperti untuk penerapan inovasi dan bekerjasama dengan pelaku industri.
“Dalam contoh roadmap penelitian yang Bapak berikan, berasal dari skema yang ideal yakni mulai dari riset dasar, riset terapan, lalu riset pengembangan. Sedangkan jika saya mau langsung loncat ke riset terapan, dan riset dasar dilihat dari referensi lain. Apakah bisa ya Prof dan bagaimana tipsnya supaya penelitian yang diajukan bisa lolos seleksi?” tanya Bapak Hariyanto, salah satu peserta workshop. Prof. Aris menanggapi bahwa memang filosofi dasarnya, nanti reviewer akan melihat track record peneliti, supaya jika penelitian tersebut diberi pendanaan, maka penelitian tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Jika riset dasarnya dilakukan orang lain, berati bukan track record kita, melainkan track record orang lain. Hal itu nantinya akan menjadi pertimbangan reviewer dalam menentukan apakah penelitian ini layak atau tidak didanai. Namun boleh saja langsung ke penelitian terapan, asalkan ada jejak pendukung yang sudah dilakukan, seperti mendampingi mahasiswa, dan sebagainya.
“Untuk peneliti pemula, bagaimana tips memulai meneliti agar mempunya rekam jejak yang baik dalam mengumpulkan penelitian?” tanya salah satu peserta. Maka saran dari Prof. Aris adalah agar dapat lebih banyak mencoba apply ke penelitian nasional, jika pun ditolak nanti coba lagi. Peneliti pemula juga bisa mengakses pendanaan internal atau mandiri yang biasanya disediakan oleh perguruan tinggi masing-masing.
Setelah diskusi bersama Prof. Aris usai, kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan materi selanjutnya mengenai salah satu konsep yang harus difahami yakni berfikir ilmiah dan menguasai etika penelitian. Materi tersebut disampaikan oleh Prof. Pribadiyono dari Universitas Pertahanan yang sekaligus Fouder LSP Quantum HRM Nasional.
Penyampaian materi workshop oleh Prof. Pribadiyono
Beliau menyampaikan kerangka berfikir ilmiah yang pada dasarnya terdiri dari lima langkah. Pertama, yakni perumusan masalah. Lalu penyusunan kerangka berfikir, diikuti dengan perumusan hipotesis. Setelah itu, pengujian hipotesis dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Prof. Pribadiyono juga menyampaikan etika-etika penelitian, seperti kejujuran, integritas, tanggungjawab, dan lainnya. Harapannya peserta workshop peneliti terapan dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik. Kegiatan workshop akan dilanjutkan setelah jeda siang. (farh)